FEATURE

Mudik, Rantau & Tokoh Surau Minangkabau

×

Mudik, Rantau & Tokoh Surau Minangkabau

Sebarkan artikel ini
Penulis sekeluarga saat ziarah ke pusara Beliau Inyiak Canduang, Maulana Syaikh Sulaiman Arrasuly, di komplek Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang. Siang Kamis, 29 Desember 2022.
Penulis sekeluarga saat ziarah ke pusara Beliau Inyiak Canduang, Maulana Syaikh Sulaiman Arrasuly, di komplek Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang. Siang Kamis, 29 Desember 2022. Foto: Istimewa/Dokumen Pribadi

Beliau, salah seorang mahaguru ulama Nusantara ini, juga imam dan khatib di Masjidil Haram, Mekkah.

Beliau juga bertugas sebagai benteng Islam bercorak Sunni Syafii. Beliau memboyong keluarga besarnya dari Minangkabau ke Mekkah.

Hingga wafatnya, Beliau hanya sekali dua mudiknya. Memang, seperti riwayat dari Buya Apria Putra ,

Beliau adalah juga keturunan Arab. Abdul Lathif, ayahnya, berayahkan Abdullah.

Yang dari Arab datang ke Minangkabau untuk mengajarkan ilmu keislaman di surau-surau. Kakeknya ini menikahi neneknya yang pribumi Minang.

Ayahnya pun menikahi ibunya yang juga pribumi Minang. Karena garis keturunan Minang modelnya Matriarkhat, maka dari ibunya inilah mengalir darah Minangnya.

Meskipun tidak mudik, Beliau meninggalkan banyak legacy. Termasuk muridnya yang sekampung halaman, Maulana Syaikh Sulaiman Arrasuly.

Inyiak Canduang, begitu akrabnya. Pendiri Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI).

Muridnya inilah yang menguatkan kembali pertalian agama dan adat di Ranah Minangkabau. Sesuatu yang berakar dari cara berislam yang utuh.