Oleh: Dedy M.S. Harby*
Senin, 05 Mei 2025, ini, Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) genap berusia 97 tahun. Sejak Beliau Maulana Syaikh Sulaiman Arrasuly mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Canduang. Tepat pada tanggal 05 Mei 1928.
Artinya, 3 tahun lagi, ormas bentukan Inyiak Sang Pejuang ini juga akan berusia 100 tahun. Tepat pada 05 Mei 2028 nanti, ormas yang lahir di tanah keramat tempat lahir Sang Inyiak dan juga gurunya, Maulana Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi, ini akan berusia 1 abad juga. Menyusul dua organisasi seniornya.
Keduanya sama didirikan oleh murid Maulana Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawi. Yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tahun 1912. Serta Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan oleh Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari di Surabaya pada tahun 1926. Keduanya juga telah mengadakan perhelatan tasyakuran perayaan 1 abad.
Debut Kepemimpinan Nasional
Lalu, bagaimana dengan PERTI? Menjelang peringatan Miladnya ke-97 tahun ini atau menjelang usia 1 abadnya, seperti menemukan momentum sejarahnya kembali. Hal ini ditandai dengan kemunculan Prof. H. Abdul Somad, Lc., D.E.S.A., Ph.D., di mimbar utamanya.
Betapa tidak, sosok yang lebih dikenal dengan panggilan Ustadz Abdul Somad (UAS) berkenan untuk memimpin LP3N. Rabu, 23 April 2025, lalu, bertempat di Ballroom BRK Syariah Pekanbaru, UAS dikukuhkan bersama jajaran Direksinya.
LP3N adalah singkatan dari Lembaga Penyelenggaraan Pendidikan PERTI Nasional. Tak lain adalah sebuah direktori yang khusus mengurus penyelenggaraan pendidikan PERTI. Hal ini tentu saja memberikan energi baru bagi PERTI.
Diakui atau tidak, kemunculan tuan guru yang merupakan salah satu sosok pendakwah paling populer di Nusantara ini memang berdampak. Sebagai Direktur LP3N, tentu menandai debut ketokohan pribadinya dalam kepemimpinan ormas Islam tingkat nasional. Meskipun, UAS jauh sebelum ini sudah menjadi tokoh nasional.
Benar, ketokohan UAS tentu tidak diragukan lagi. Bahkan, dalam perjuangan dakwah juga sosial ini, UAS telah bergerak dari satu daerah ke daerah lain. Tidak hanya secara nasional tetapi juga dalam skala internasional.
Memang, secara ketokohan di ormas Islam, UAS tidak hanya telah didapuk sebagai bagian dari kepengurusan PERTI. Ormas Islam lain seperti Muhammadiyah juga. Pun NU. Keduanya telah pernah mendapuk UAS sebagai bagian dari kepengurusannya.
Secara pendidikan pun, UAS merupakan kader dari Al Jamiyah Al Washliyah. UAS merupakan alumni Sekolah Dasar Al Washliyah Kisaran serta Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Mualimin Al Washliyah Medan. Bahkan, UAS merupakan Wakil Ketua Komisi Fatwa Pengurus Besar Al Washliyah.
Tentu banyak alasan, sebab atau faktor terkait kemunculan UAS sebagai Direktur LP3N ini. Tentu saja pula alasan utamanya adalah kepemimpinan personal Ketum PERTI Buya Drs. H. Syarfi Hutauruk, MM., sendiri. Dengan segenap kapasitas dan kapabilitasnya sebagai pucuk pimpinan PERTI.
Kepemimpinan Buya Syarfi telah menghadirkan mobilitas baru PERTI yang lebih dinamis. Sebagai pemimpin pertama era organisasi ini bernama Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang disingkat PERTI, Buya Syarfi telah berperan sangat maksimal. Ini tentu saja tak terlepas dari latar belakang Beliau yang memang alumni MTI Canduang, Ketum Ikatan Pemuda Tarbiyah Islamiyah (IPTI), Anggota DPR-RI dan Walikota Sibolga.
Beliau tidak hanya aktif mengunjungi daerah-daerah dan cabang-cabang PERTI secara nasional. Tapi juga aktif mengkonsolidasikan program strategis PERTI secara bertahap dan berkelanjutan. Hal yang amat penulis catat adalah keberhasilannya dalam mengakomodir potensi berbagai pihak demi progress pengurusan pendidikan PERTI. Termasuk dan terutama langkahnya yang membuka hati UAS berkenan menahkodai direktori pendidikan PERTI!