PURWODADI, IDEPUBLIK.COM – Tingginya harga kedelai berdampak pada pengrajin tempe rumahan di Desa Purwodadi, Kecamatan Belitang Mulya, Kabupaten OKU Timur.
Untuk menekan biaya produksi, merekapun harus berpikir keras agar tetap bisa untung.
“Bahan baku berupa kedelai saat ini sedang mahal mbak. Ya, mau bagaimana lagi, kami harus berpikir keras agar tetap bisa untung,” ungkap Winarti saat dibincangi di kediamannya akhir pekan lalu.
Ia mengaku sudah lama menekuni usaha tempe ini. “Kami hanya pengrajin tempe rumahan. Untungnya gak seberapa, sehingga saat harga kedelai naik membuat kami bingung,” ujarnya seraya mengatakan mendapatkan bahan baku di pasar terdekat.
Kedelai kata Winarti, sebagai bahan baku utama dalam pembuatan tempe. Saat harga kedelai naik, secara otomatis pengrajin tempe terkena dampaknya.
“Kami juga gak serta merta menaikan harga tempe, kasihan konsumen. Kadang kami tetap bertahan dengan hara jual yang seperti biasanya,” terangnya.
Pelaku usaha tempe, yang kebanyakan adalah usaha kecil dan menengah, merasakan dampak langsung dari kenaikan harga kedelai ini. Karena menurut dia, mahalnya harga kedelai ini, keuntungannya kurang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari yang kini juga tampak cukup mahal.