“Ini komitmen kita untuk mempertahankan adat dan budaya di Sumsel,” paparanya.
Sementara itu Ketua Asosiasi Museum Indonesia yang diwakili Bendahara Umum Asosiasi Museum Indonesia, Waluyono mengatakan melalui pameran ini diharapkan dapat mengunggah kalangan generasi muda betapa bernilainya alat dan senjata yang pernah menorehkan sejarah panjang terhadap kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Dia menegaskan, museum adalah rumah peradaban Indonesia, rumah yang menceritakan history panjang baik bidang perjuangan dan sosial.
“Saat ini kurang lebih ada 548 museum yang tersebar dari Aceh sampai Papua, dan 30 museum dimiliki oleh Kepolisian, TNI AD, AU dan AL, ini jumlah yang cukup besar. Mari kita jadikan momentum ini tetap eksis kedepan,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal mengatakan Pameran Senata Tradisonal Nusantara yang digerlar di Palembang kali ini merupakan yang pertama kali digelar secara nasional merupakan gagasan dari Kepala Museum se Indonesia bahwa setiap tahun akan digelar dengan tuan rumah secara bergantian.
“Alhamdulillah peserta pameran tahun ini dihadiri oleh 25 mesuem yang ada di Indonesia, Institusi TNI/Polri ada 6, termasuk 20 komunitas dan 40 UMKM. Hal ini upaya untuk pembinanan dalam melindungi dan memanfaatkan benda budaya di mesuem yang dilakasanakan muali dari 25 Juli sampai 23 Agustus 2023,” ujarnya.
Dalam Pameran ini juga, lanjut Aufa pihaknya juga melibatkan para pelajar guna mengedukasi mereka bahwa museum ini bukan menyimpan barang rongsokan tapi memiliki cerita sejarah dan budaya yang harus dipertahankan dan dilestarikan. “Untuk pameran senjata ini kurang lebih ada 287 senjata yang ditampilkan dari 172 Museum se Indonesia, 15 senjata dari TNI dan 100 komunitas,” katanya.
Dalam kesempatan ini Wagub Mawardi Yahya meliat dari dekat koleksi senjata tradisional yang dipamerkan dari masing-masing museum yang ada di Indonesia. Pameran akan berlangsung selama 1 bulan hingga berakhir 23 Agustus 2023 mendatang. (asa)