Untuk itu kata Prof. Saipul, kemajuan pendidikan suatu negara atau lembaga sekarang dinilai dari seberapa hebat posisinya dibandingkan dengan lainnya.
Sehingga yang muncul kelompok alumni yang maju tapi arogan terhadap sesama, alam dan jauh dari nilai- nilai religius.
Pendidikan yang melahirkan arogansi menyebabkan dunia mengalami depresi, dan mengikis martabat manusia sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi.
Perperangan, haus kekuasaan, penindasan, kerusakan alam, pemanasan global mungkin buah dari praktek arah pendidikan yang keliru selama ini.
Oleh karena itu tegas Prof. Saipul, keberhasilan pendidkan jangan dilihat dari produk atau hasilnya semata. “Pendidikan bukan persaingan dan menunjukkan egosentris,”
Pendidikan bukan mengajarkan ilmu pengetahuan semata, tetapi bagaimana ilmu pengetahuan bermanfaat untuk keberlansungan hidup manusia dan alam semesta.
“Pendidkan harus memberikan kesadaran dan tanggung akan pentingnya menjaga warisan yang diberikan dari generasi sebelumnya, baik berupa nilai budaya, nilai kealaman dan nilai religius,” papar Prof Saipul.
Dengan demikian tambah Prof. Saipul, sehebat apapun pendidikan yang dikembangkan, tetap harus berlandaskan nilai budaya, nilai kealamaan dan nilai religius, agar tidak melahirkan generasi yang arogan dan egois.
“Kembalikan fungsi lembaga pendidikan sebagai tempat perwarisan dan pengembangan budaya dari generasi ke generasi,” pungkas Prof. Saipul. (asa/id/01)