OPINI

Rekonstruksi Keilmuan Pendidikan Islam: Jalan Aswaja An-Nahdliyah Menuju Moderasi Beragama

×

Rekonstruksi Keilmuan Pendidikan Islam: Jalan Aswaja An-Nahdliyah Menuju Moderasi Beragama

Sebarkan artikel ini
Suhartono
Suhartono

Oleh: Suhartono
(Dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam
Universitas Nurul Huda OKU Timur)

PENDIDIKAN Islam di Indonesia sedang menghadapi tantangan besar di era modern. Perubahan sosial, perkembangan teknologi, serta arus globalisasi menuntut adanya sistem pendidikan yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu merespons perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia.

Dalam konteks ini, rekonstruksi keilmuan pendidikan Islam berbasis Aswaja An-Nahdliyah menjadi kebutuhan mendesak agar mampu mencetak generasi yang berilmu, berakhlak, sekaligus moderat.

Saya berpendapat bahwa rekonstruksi keilmuan pendidikan Islam dengan paradigma Aswaja An-Nahdliyah adalah jalan strategis untuk meneguhkan moderasi beragama di Indonesia.

Hal ini karena Aswaja An-Nahdliyah tidak hanya menekankan keseimbangan antara akal dan wahyu, tetapi juga mengedepankan sikap toleran, adil, serta menghargai tradisi lokal yang selaras dengan prinsip Islam rahmatan lil ‘alamin.

Pertama, Aswaja An-Nahdliyah memiliki landasan metodologis yang kokoh dalam memahami ajaran agama.

Prinsip tawassuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), dan i‘tidal (adil) menjadi fondasi penting dalam menata pola pikir dan sikap keberagamaan.