“Pertunjukkan wayang kulit ini membawakan tema cerita “wahyu ketentraman” dengan harapan dan tujuan warga Rejosari betul-betul mendapatkan ketentraman, kenyamanan di segala bidang,” ungkap Kepala Desa, Sriyono.
Persiapan yang dilakukan semaksimal mungkin, sebagai bentuk syukur dengan menyembelih sapi dua ekor.
Harapannya masyarakat dapat ikut menikmati dan bersukacita dalam acara ruwatan yang dilakukan di desa Rejosari.
Setiap orang yang datang, disilahkan untuk menikmati jamuan makan.
Pada malam harinya, acara puncak berupa pertunjukkan wayang kulit digelar di pekarangan kepala desa.
Sebelum wayang kulit dimulai ada karawitan, menariknya yang menabuh alat gamelan dan sindennya anak-anak yang masih berstatus siswa menengah pertama.
Tentu hal ini menjadi daya tarik tersendiri dan warga kagum dengan kemampuan anak-anak ini.
Dalang Gunadi, membawakan cerita dengan sangat apik dan baik, hal ini dibuktikan dengan banyaknya warga yang menonton, tidak hanya warga setempat namun desa tetanggapun banyak yang hadir.
Pertunjukkan wayang kulit di Desa Rejosari berakhir dengan sukses, meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh warga dan pengunjung.
Harapan besar agar tradisi ini terus dilestarikan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Rejosari di masa mendatang.*