“Biasanya kedua-keduanya ini saling keterkaitan. Namun “tidak jajan” itu biasanya TB saja,” ucapnya.
Kemudian pihaknya juga turun ke lapangan seperti tempat-tempat lokallisasi. Atau menemui WPS, para waria, penguna napza melalui suntik, ibu hamil, pasien TBC.
Bahkan, saat turun ke lapangan pihaknya juga melakukan pembinaan atau penyuluhan pada populasi kunci.
“Kita juga sering turun ke lokasi seperti dì Kecamatan Belitang Madang Raya ada suatu tempat lokallisasi,” paparnya.
Kemudian, pihaknya melakukan pendekatan kepada para pelaku penjaja sèks. Serta dìberikan edukasi tentang HIV/AIDS dari awal sampai akhir.
“Terutama bagi yang terkena HIV/AIDS kita sampaikan jika hendak berobat itu harus kemana,” jelasnya.
Kemudian dìluar itu, Dìnas Kesehatan OKU Timur juga melakukan edukasi ke ibu hamil. Serta sudah melakukan intervensi untuk penjagaan ibu hamil dengan deteksi dini.
“Kita cek dulu skrining. Yang melakukan itu Puskesmas. Sebab Ini merupakan kegiatan rutin melakukan tripel eliminasi. Tujuannya untuk mencegah tiga penyakit seperti HIV/AIDS,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Umaidah menerangkan, bahwa virus HIV ini virus yang merusak sistem kekebalan tubuh.
Dìmana, jika daya tahan tubuh akan makin melemah, tentu akan rentan dìserang berbagai penyakit.
Kemudian, jika HIV yang tidak segera dìtangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang dìsebut AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).
“AIDS ini merupakan stadium akhir dari infeksi HIV. Ketika dalam tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya,” pungkasnya.
Umi juga menghimbau agar masyarakat yang terkena HIV/AIDS untuk segera melapor. Sehingga bisa dìtangani melalui motede yaang semestinya.
“Kondisi ini bukanlah aib. Demi kesehatan dan keberlangsungan hidup silahkan lapor. Sehingga bisa dìtangani,” imbauanya.*