“Jadi, kami akan melakukan pengadaan kebijakan pemerintah. Kami akan menghubungi anda para investor, terutama bagi perusahaan-perusahaan mengutamakan penelitian dan pengembangan serta manufaktur di Indonesia. Ini adalah sistem ketahanan kesehatan kita,” ujarnya.
Menkes Budi berharap, produksi alat-alat kesehatan di dalam negeri akan membantu memenuhi kebutuhan dengan lebih cepat dan harga lebih terjangkau.
Director PT Virtue Diagnostic Indonesia Martin Marpaung mengatakan, memiliki basis produksi di Indonesia. “Sehingga bisa memenuhi kebutuhan produk domestik dan global akan produk-produk IVD berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau,” kata Martin dalam konferensi pers.
Pembangunan pabrik IVD Indonesia merupakan strategi untuk memperkuat basis produksi dan distribusi produk-produk Virtue di Indonesia serta memasuki pasar IVD di negara-negara Asia Tenggara dan ini adalah produk unggulan dari IVD adalah produk instrumen dan reagen imunologi dengan teknologi Chemiluminescence (ChLIA) yang saat ini menjadi satu-satunya produk ChLIA diproduksi di Indonesia. Produk-produk Virtue diproduksi di Indonesia juga telah dilakukan uji klinis bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia RSUI, RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dan Rumah Sakit Akademik UGM Yogyakarta (RSA UGM).
Di pasar domestik tahun ini ada 4 grup produk yang telah dan akan diluncurkan, yaitu produk imunologi, hematologi, kimia klinik, dan molekuler dengan menggunakan jenama VERCENTRA untuk instrumen dan VIRTUE reagen.
Berdasarkan informasi valid, diketahui Virtue Diagnostic Indonesia telah memiliki lebih dari 60 tenaga ahli berpengalaman mendukung riset dan pengembangan serta produksi produk-produk IVD. Perusahaan juga memiliki fasilitas manufaktur mampu memproduksi lebih dari 1000 unit instrumen per tahun dan lebih dari 6.000 liter reagen per hari. Kapasitas produksi tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan peningkatan kebutuhan.
“Virtue Diagnostic Indonesia telah mendapatkan Sertifikat Standar Industri Alat Kesehatan dan Sertifikat Cara Pembuatan Alat Kesehatan Baik (CPAKB) pada Desember 2023 lalu, kami bertekad terus mendukung pemerintah untuk meningkatkan kompetensi manufaktur yang menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi sehingga Virtue Diagnostic Indonesia bisa menjadi manufacturing partner melayani kebutuhan domestik dan regional Asia Tenggara,” tuturnya.
Fazhra Fawwaz Al Firman (KETUA ASPROKSI) mengatakan, sangat bangga adanya Pabrik IVD terbesar di Indonesia ini, sebagai Asosiasi independent kami berupaya memberikan dukungan dalam sector kesehatan di Indonesia. “Ini telah kita ketahui adalah bagian dari dukungan pilar ketiga transformasi kesehatan sedang dijalankan Kementerian Kesehatan, yaitu sistem ketahanan kesehatan,” pungkasnya. (rin/ril)