Oleh: Devita Choirul Anani*
TRANSFORMASI sosial di Desa Sukaraja, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, bukanlah sekadar cerita tentang pembangunan fisik semata.
Melainkan, utamanya, kisah tentang manusia dan pendidikan sebagai kekuatan utama perubahan. Desa ini mengalami perkembangan secara signifikan seiring meluasnya wilayah pemukiman penduduk.
Kehadiran komunitas pendatang Jawa yang hidup berdampingan dengan masyarakat pribumi Komering. Pertemuan dua kelompok penduduk ini tidak menghadirkan konflik. Tetapi justru melahirkan kolaborasi yang partisipatif.
Mereka bekerja bersama membangun kawasan pesisir Komering menjadi ruang hidup yang lebih maju dan produktif.
Salah satu kunci keberhasilan transformasi ini adalah hadirnya institusi pendidikan.
Berupa lembaga pendidikan Pondok Pesantren Nurul Huda (PPNH) Sukaraja maupun lembaga pendidikan formal baik yang di lingkungan pesantren ataupun perguruan lainnya yang tumbuh pesat dan menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas. Tetapi, pendidikan juga membentuk karakter masyarakat yang disiplin, religius, terbuka, dan siap menghadapi tantangan zaman. Dengan pendidikan, masyarakat belajar untuk bekerja sama, berpikir visioner, dan memandang masa depan dengan harapan.
Kemajuan Desa Sukaraja tidak lahir dari satu tokoh atau satu kelompok. Melainkan hasil sinergi antara masyarakat pribumi Komering dan komunitas pendatang Jawa yang muncul di bawah kepemimpinan tokoh visioner seperti Keria Muhammad Daud.

 
									










