HEADLINETOKOH

Dedy Mardiansyah, Politisi Muda Peduli Komering

×

Dedy Mardiansyah, Politisi Muda Peduli Komering

Sebarkan artikel ini
Dedy Mardiansyah
Dedy Mardiansyah

BUAY MADANG, IDEPUBLIK.COM Jelang Pemilu 2024, sejumlah tokoh muda terus bermunculan di kancah politik tanah air, baik pusat hingga daerah. Mereka hadir dengan ciri khas masing-masing.

Nah, untuk di OKU Timur sendiri Dedy Mardiansyah salah satunya.

Tokoh dari dunia santri OKU Timur satu ini terkenal “sangat sensitif” dengan kearifan lokal Komering. Ia menjadikan Komering sebagai tema kampanyenya. “Bersatu Bangun Komering!”, demikian bunyinya.

Dari rekam jejak digital di akun Facebook-nya, ayah lima putera pencetus pengembangan kaderisasi generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) OKU Timur yang pernah menjadi jurnalis di Harian Bengkulu Eskpress ini terlihat mengkampanyekan Komering sejak Pemilu 2019.

Bahkan, meski beda bentuk, Komering telah dimunculkan olehnya di Pemilu 2014. “Bangun Komering, Bangun Pesantren!”, begitu redaksi kampanyenya.

“Entahlah, mungkin aneh. Saya, kan, bukan Komering. Saya hanya irisan mayoritas yang petani transmigran Jawa. Cuma seorang santri Nurul Huda. Tapi, Saya merasa, dari dalam NH, ada semacam perintah untuk menggerakkan kesadaran Komering secara politik,” ungkap suami Lailatul Fitriyah, SS., M.Pd., puteri sulung KH. Affandi, BA (Pendiri sekaligus Pengasuh PPNH Sukaraja yang kini Rois Syuriyah PWNU Sumsel).

Sulung empat bersaudara kelahiran Rejang Lebong 43 tahun lalu yang keturunan Melayu Bengkulu dan Minang ini mengaku telah menjadi aktifis politik sejak Pemilu 2004. Ya, sejak berusia 24 tahun, ia telah bekerja untuk 5 Pemilu; 2004, 2009, 2014, 2019 dan 2024.

“Saya aktif di Pemilu sejak ada DPD-RI karena membantu Dra. Hj. Eni Khairani, M.Sc. Beliau sudah empat periode bertugas dan sepertinya akan diakhiri karena suaminya, Pak Sus, kini jadi Rektor UMB. Beliau berdua ini termasuk mentor utamaku. Hamdalah, bantuan Pak Sus untuk langkahku ke DPRD OKU Timur ini sudah sampai kemaren. Berupa 20 baliho dan 5000 kartu nama,” ungkap penggagas Yayasan Khairani Bengkulu (YKB) ini.

Setelah menikah pada tahun 2007, Dedy kembali ke NH. Karena itulah ia kemudian aktif di PKNU, lalu PKB, dan kemudian PPP. Sebab, NH merupakan kontak elit OKU Timur dan OKU Timur poros gerakan NU Sumsel yang irisan politiknya juga terkait dengan ketiga partai di atas.

Artinya, langkah politik Dedy selama ini identik dengan gerak elit NH yang notabene elit NU Sumsel baik kultural maupun struktural. Jelasnya, aktifitas politik yang ditekuni Dosen Universitas Nurul Huda pencetus Pusat Kajian Komering ini langsung atau tidaknya tentu saja berdasarkan arahan Kiai Affandi.